Judul Usulan Inovasi

Terang Guna

Pengusul

Sulistri - Kecamatan Kaliangkrik

Identifikasi Masalah

Kurangnya penggunaan teknologi dalam pertanian pekarangan rumah tangga. Selama ini penggunaan teknologi belum banyak digunakan dalam pekarangan sekitar kita. Penggunaan teknologi ini nantinya diharapkan bisa memaksimalkan hasil pertanian pekarangan dan bisa digunakan sebagai pangan keluarga maupun dijual dan menambah pemasukan.

Tujuan

1. Mengenalkan teknologi pertanian pada kalangan muda 2. Memanfaatkan pekarangan sebagai lahan pertanian produktif yang menggunakan teknologi. 3. Memanfaatkan pekarangan sebagai sumber pangan keluarga. 4. Memanfaatkan limbah organik keluarga sebagai bahan pupuk alami yang bermanfaat. 5. Memanfaatkan limbah non-organik rumah tangga sebagai tempat media tanam yang produktif. 6. Menghasilkan sayuran yang lebih sehat bagi keluarga yang dipanen dari pekarangan sendiri. 7. Mengenalkan teknologi terbaru yang bisa dimanfaatkan di lahan yang sempit dan terbatas.

Rancang Bangun

Kecamatan Kaliangkrik berada di lereng Gunung Sumbing sehingga berhawa sejuk. Terkenal sebagai sentra sayuran, kecamatan ini memiliki pasar tradisional terbesar kedua di Kabupaten Magelang. Dengan kondisi pertanian ladang dan sawah, menjadikan masyakarat setempat mayoritas berprofesi sebagai petani. Sebagai upaya inovasi, pemerintah Kecamatan Kaliangkrik bersama dengan TP PKK Kecamatan Kaliangkrik dan PKK Milenial membuat penerapan teknologi pertanian. Inovasi dari program ini adalah Terang Guna (Teknologi Pekarangan Migunani). Inovasi ini berangkat dari masih rendahnya pemanfaatan pekarangan sebagai lahan produktif dengan menggunakan teknologi terbaru. Dengan menerapkan teknologi terbaru, pertanian yang sebelumnya hanya konvensional kemudian akan dikenalkan dengan berbagai teknologi yang dikembangkan bersama dengan para penyuluh pertanian. Keterlibatan anak muda juga menjadi salah satu pendorong program ini hadir karena anak muda akan lebih mudah beradaptasi dengan teknologi. Anak muda juga menjadi agen dalam mengenalkan berbagai jenis teknologi pertanian sehingga dapat dimanfaatkan secara lebih maksimal. Apalagi dalam pemanfaatan pekarangan rumah yang relatif sempit. Sehingga, meskipun kultur masyarakat setempat adalah petani tetap dapat memanfaatkan lahan pekarangan sebagai lahan produktif tetapi tidak monoton sama halnya yang diterapkan di ladang sehari-hari. Dengan demikian, adanya penerapan teknologi pekarangan migunani ini akan mengenalkan anak muda agar memanfaatkan pekarangan dengan lebih maksimal dengan menggunakan berbagai teknologi seperti pengairan tetes dan kapiler, PGPR, hidroponik, dan pemanfaatan tanaman tertentu.

Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari adanya pengembangan inovasi ini adalah lebih mengenal teknologi yang dapat digunakan dalam pertanian pekarangan. Jika sebelumnya pertanian pekarangan hanya menggunakan teknologi seadanya, sekarang sudah mengenal berbagai jenis teknologi baru seperti tanam tetes dan kapiler, hidroponik vertikal dan horizontal, dan juga pembuatan pupuk PGPR yang lebih hemat dan bermanfaat. Hasil dari pengembangan teknologi ini adalah tanaman organik yang lebih sehat. Hasil panennya dapat digunakan sebagai bahan olahan rumah tangga. Beberapa sayuran yang dihasilkan antara lain kangkung, sawi, cabai, buncis, labu, strawberry, bawang merah, daun bawang, dan beberapa tanaman herbal lainnya.

Hasil

Implementasi di desa-desa secara masif, terciptanya masyarakat yang menkonsumsi sayuran hasil pekarangan sendiri, penghematan dalam jangka panjang karena menggunakan hasil panen yang langsung diperoleh dari pekarangan rumah tangga, lingkungan menjadi lebih bersih dari berbagai jenis sampah plastik karena digunakan untuk wadah media tanam tanaman.

Status

Belum Verifikasi