Pariwisata akan terus tumbuh dan berkembang. Tahun 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia sebesar 16,1 juta atau hanya meningkat 1,88 persen dibandingkan pada tahun 2018. Kemenparekraf mencatat bahwa realisasi devisa dari sektor pariwisata mencapai Rp 280 triliun, yang mana angka ini meningkat dari capaian tahun 2018 sebesar Rp 270 triliun.
Desa Girirejo memiliki berbagai potensi alam. Lahan pertanian yang luas disertai keadaan alam yang asri dan pemandangan indah dari Gunung Andong menjadikan desa ini potensial untuk menjadi desa wisata dan agrowisata pertanian. Akan tetapi, potensi yang dimiliki Desa Girirejo saat ini belum dikelola secara optimal sehingga masih belum dikenal oleh masyarakat luas. Melalui pengelolaan secara sistematis, diharapkan potensi yang ada dapat meningkatkan produktivitas sehingga mampu memberikan sumber pendapatan baru bagi Desa Girirejo sebagai desa perkebunan penghasil sayur-sayuran. Agrowisata merupakan salah satu bentuk ekonomi kreatif dalam sektor pertanian yang dapat memberikan nilai tambah bagi usaha agribisnis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani. Agrowisata juga dapat dikatakan sebagai kombinasi antara pertanian dan pariwisata.
Pariwisata berbasis masyarakat atau yang dikenal sebagai Community Based Tourism (CBT) adalah pariwisata yang menyadari kelangsungan budaya, sosial, serta lingkungan. Jenis pariwisata ini dimiliki dan dikelola oleh masyarakat guna meningkatkan kesadaran dan pembelajaran tentang tata cara hidup masyarakat lokal (local way of life) kepada para wisatawan. Konsep CBT ini dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana masyarakat setempat harus dilibatkan secara aktif dan diberikan kesempatan untuk berpartisipasi karena tujuan akhir yang hendak dicapai adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat itu sendiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikutsertakan mereka dalam berbagai kegiatan pembangunan pariwisata, salah satunya pengelolaan agrowisata.
Sebagian besar masyarakat Desa Girirejo berprofesi sebagai petani. Selain mengelola lahan pertaniannya sendiri, tidak sedikit masyarakat di Desa Girirejo yang memiliki usaha pembibitan. Usaha tersebut dapat dikembangkan sebagai suatu lokawisata edukasi pembibitan sayur. Tak hanya itu, lahan pertanian yang ada di Desa Girirejo juga memiliki potensi agrowisata bersifat partisipatif dengan melibatkan para wisatawan dalam kegiatan bertani dan berkebun.
Berdasarkan potensi agrowisata yang ada, Desa Girirejo ingin melibatkan masyarakatnya untuk secara aktif turut mengembangkan potensi tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan pertanian yang tidak hanya berhenti pada pengelolaannya, tetapi juga sebagai destinasi wisata yang menawarkan atmosfer “kembali ke desa” dengan mengajak wisatawan untuk terlibat dalam kegiatan perkebunan dan turut serta hidup sebagai warga desa secara langsung. Dengan itu, para wisatawan tak hanya berwisata, tetapi juga dapat merasakan pengalaman hidup menjadi warga desa yang asing dan unik bagi mereka. Bukan hanya itu, wisatawan dapat belajar mengenai pengelolaan lahan pertanian secara langsung.
Di samping potensi agrowisata yang besar, letak Desa Girirejo yang strategis berdekatan dengan Gunung Andong membuat lokasi ini banyak dikunjungi wisatawan yang hendak mendaki gunung. Hampir tiap akhir pekan Gunung Andong selalu dipadati dengan pengunjung dan hampir keseluruhannya merupakan wisatawan domestik. Keindahan pemandangan seakan-akan memberikan suatu daya tarik besar untuk para pendaki bukan hanya untuk sekedar mencapai puncak tetapi juga singgah untuk lebih lama merasakan keindahan tersebut. Di samping itu, data dari pengelola objek wisata menunjukkan bahwa ada kecenderungan kenaikan wisatawan dari tahun 2013 (43.077 orang) ke 2014 (63.460 orang), namun mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi (62.600). Untuk mengatasi masalah tersebut, kawasan wisata Gunung Andong masih memerlukan usaha pengembangan yang lebih intensif.
Maka dari itu, diperlukan adanya suatu inovasi untuk mengambil keunggulan kompetitif yang dimiliki ekowisata Gunung Andong memalui “Pengembangan Community Based Tourism (CBT) melalui Kolaborasi Potensi Desa untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan di Desa Girirejo”. Inovasi berupa pemberdayaan bumi perkemahan yang membentang dari Jalur Sawit hingga Jalur Pendem tidak hanya dapat mendatangkan lebih banyak wisatawan ke Desa Girirejo, namun juga meningkatkan kapasitas pariwisatawan yang datang untuk mendaki di Gunung Andong.
Sebagai langkah untuk menwujudkan inovasi tersebut, maka implementasi langkah dirumuskan dalam 3N, yaitu ;
1. NGAJAK (Mengajak)
Mengajak dan melibatkan masyarakat dalam pembangunan desa wisata Girirejo.
2. NGRUMAT (Merawat)
Merawat kelestarian alam maupun fasilitas umum yang dibangun di kawasan wisata Desa Girirejo.
3. NGUNGGAH (Mengunggah)
Mengunggah atau memposting di sosial media sebagai sarana promosi dan digital marketing mengenai Desa Wisata Girirejo.